Senin, 24 November 2014

Sistem Informasi Psikologi : Tugas 4



DATABASE, SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

A.   DATABASE
1.         Perkembangan Database
Sejak tahun 1960-an penggunaan basis data sudah digunakan untuk bidang komersial, dimana pemrosesan file-nya masih berbasis manajemen file tradisional. Perkembangan komputer yang semakin pesat diikuti dengan perkembangan perangkat lunak untuk aplikasi bisnis, sejak tahun tahun 1970-an sampai awal tahun 1980 manajemen berbasis file tradisional berkembang menjadi manajemen basis data.
Di dalam manajemen basis data dikenal berbagai model data yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan sebuah data dalam merancang suatu basis data. Manajemen ini memungkinkan banyak user untuk mengakses data secara bersamaan sehingga fasilitas yang dimiliki oleh manajemen sudah semakin banyak yaitu fasilitas pemanipulasian data, kontrol konkurensi data, recovery data, keamanan data dan didukung dengan fasilitas komunikasi data karena manajemen ini sudah terhubung dengan suatu jaringan.
Perkembangan dunia usaha semakin meningkat ditunjang dengan perkembangan komunikasi yang mempermudah organisasi atau perusahaan untuk mengakses data, sehingga mengubah manajemen basis data menjadi manajemen basis data tingkat lanjut didukung dengan fasilitas data warehousing dan fasilitas basis data berbasis web sebagai salah satu strategi organisasi dalam meningkatkan kinerja dan keuntungan organisasi.
2.         Konsep Database
Konsep database yaitu integrasi logis dari catatan-catatan dalam banyak file. Tujuan dari konsep database adalah meminimumkan pengulangan dan mencapai independensi data. Dua sasaran utama dari konsep data, yaitu :
a.         Pengulangan Data
Akan membuang-buang ruang penyimpanan, memperlambat pemrosesan record dan mengundang ketidakkonsistenan data.
b.        Independensi Data
Kemampuan untuk melakukan perubahan pada struktur data tanpa melakukan perubahan pada program-program aplikasi yang memproses data.
3.         Struktur Database
Istilah database digunakan secara tidak tepat oleh sebagian orang. Ketidaktepatan ini tidak mempengaruhi komunikasi diantara sebagian besar professional bisnis, tetapi saat mempelajari struktur dan konsep database, mahasiswa harus mengetahui makna yang lebih tepat. Istilah database mengacu pada semua data yang disimpan pada sumber daya berbasis komputer milik organisasi. Sistem manajemen database (database management system atau DBMS) adalah suatu aplikasi perangkat lunak yang menyimpan struktur database, data itu sendiri, hubungan antar-data di dalam database, maupun formulir dan laporan yang berhubungan dengan database.
Macam-macam struktur database, yaitu :
a.         Struktur Database Hierarkis
Struktur database hierarkis (hierarchical database structure), yaitu struktur kelompok data, sub kelompok data dan sub kelompok yang lebih kecil lagi menyerupai cabang-cabang pohon. Seperti cabang-cabang pohon, untuk pindah dari suatu catatan di suatu cabang ke suatu catatan di cabang lain, sistem manajemen database harus kembali ke tempat asal percabangan itu. Struktur hierarkis memanfaatkan sumber daya komputer secara efisien saat sebagian besar catatan dalam database akan digunakan dalam aplikasi.
b.        Sruktur Database Jaringan
Struktur database jaringan (network database structure) memungkinkan satu catatan tertentu menunjuk pada catatan lain dalam database. Sub komite database task group CODASYL mengeluarkan spesifikasi struktur database jaringan pada tahun 1971. Jaringan memecahkan masalah keharusan untuk kembali ke tempat asal percabangan database. Secara konseptual, tiap catatan dalam database dapat memiliki penunjuk ke tiap catatan lain di dalam database.
c.         Struktur Database Relational
Struktur system manajemen relational merupakan sistem yang menyerupai tabel-tabel, dan merupakan format yang dapat dipahami secara cepat oleh manajer dan/atau staf professional.
Daftar terbatas penjual sistem manajemen database relational, yaitu :
1)        IBM
2)        Informix Software, Inc.
3)        Microsoft
4)        Oracle Corporation
5)        Sybase
4.         Kelebihan dan Kekurangan Sistem Database
a.         Kelebihan sistem database antara lain :
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dengan menggunakan basis data. Manfaat atau kelebihan basis data diantaranya adalah :
1)        Kecepatan dan kemudahan (speed)
Dengan menggunakan basis data pengambilan informasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Basis data memiliki kemampuan dalam mengelompokkan, mengurutkan bahkan perhitungan dengan metematika. Dengan perancangan yang benar, maka penyajian informasi akan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
2)        Kebersamaan pemakai
Sebuah basis data dapat digunakan oleh banyak user dan banyak aplikasi. Untuk data-data yang diperlukan oleh banyak orang/bagian. Tidak perlu dilakukan pencatatan di masing-masing bagian, tetapi cukup dengan satu basis data untuk dipakai bersama. Misalnya data mahasiswa dalam suatu perguruan tinggi, dibutuhkan oleh banyak bagian, diantaranya : bagian akademik, bagian keuangan, bagian kemahasiswaan, dan perpustakaan. Tidak harus semua bagian ini memiliki catatan dan semua bagian bisa mengakses data tersebut sesuai dengan keperluannya.
3)        Pemusatan control data
Karena cukup dengan satu basis data untuk banyak keperluan, pengontrolan terhadap data juga cukup dilakuan di satu tempat saja. Jika ada perubahan data alamat mahasiswa misalnya, maka tidak perlu kita meng-update semua data di masing-masing bagian tetapi cukup hanya di satu basis data.
4)        Efesiensi ruang penyimpanan (space)
Dengan pemakaian bersama, kita tidak perlu menyediakan tempat penyimpanan di berbagai tempat, tetapi cukup satu saja sehingga ini akan menghemat ruang penyimpanan data yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Dengan teknik perancangan basis data yang benar, kita akan menyederhanakan penyimpanan sehingga tidak semua data harus disimpan.
5)        Keakuratan (accuracy)
Penerapan secara ketat aturan tipe data, domain data, keunikan data, hubungan antara data, dan lain-lain, dapat menekan keakuratan dalam pemasukan/penyimpanan data.
6)        Ketersediaan (availability)
Dengan basis data kita dapat mem-backup data, memilah-milah data mana yang masih diperlukan dan data mana yang perlu kita simpan ke tempat lain. Hal ini mengingat pertumbuhan transaksi suatu organisasi dari waktu ke waktu membutuhkan media penyimpanan yang semakin besar.
7)        Keamanan (security)
Kebanyakan DBMS dilengkapi dengan fasilitas manajemen pengguna diberikan hak akses yang berbeda-beda sesuai dengan pengguna dan posisinya. Basis data bisa diberikan passwordnya untuk membatasi orang yang mengaksesnya.
8)        Kemudahan dalam pembuatan program aplikasi baru
Pengguna basis data merupakan bagian dari perkembangan teknologi. Dengan adanya basis data pembuatan aplikasi bisa memanfaatkan kemampuan dari DBMS, sehingga pembuatan aplikasi tidak perlu mengurusi penyimpanan data, tetapi cukup mengatur interface untuk pengguna.
9)        Pemakaian secara langsung
Basis data memiliki fasilitas untuk melihat datanya secara langsung dengan tool yang disediakan oleh DBMS. Untuk melihat data, langsung ke table ataupun menggunakan query. Biasanya yang menggunakan fasilitas ini adalah user yang sudah ahli, atau database administrator.
10)    Kebebasan data (data independence)
Jika sebuah program telah selesai dibuat, dan ternyata ada perubahan isi/struktur data. Maka dengan basis data, perubahan ini hanya perlu dilakukan pada level DBMS tanpa harus membongkar kembali program aplikasinya.
11)    User view
Basis data penyediaan pandangan yang berbeda-beda untuk tiap-tiap pengguna. Misalnya kita memiliki data-data dari perusahaan yang bergerak dibidang retail. Data yang ada berupa data barang, penjualan, dan pembelian. Ada beberapa jenis pengguna yang memerlukan informasi terkait dengan data perusahaan tersebut. Mereka adalah pelanggan, kasir, bagian gudang, bagian akutansi dan manajer. 
Tidak semua data boleh diakses oleh semua pengguna. Misalnya kasir dia hanya boleh berhak melihat informasi nama barang dan harga jualnya. Sementara itu, dia berhak untuk memasukan data penjualan. Berbeda dengan pelanggan yang hanya melihat data keberadaan barang dan harga jual tetapi tidak berhak memasukan atau merubah data. Sementara itu, bagian akutansi berhak melihat keuntungan dari tiap-tiap barang untuk menganalisa data akutansinya. Basis data mampu memberikan layanan organisasi seperti ini.
b.        Kekurangan sistem database antara lain :
1)        Lebih mahal
Sistem basis data membutuhkan sumber daya yang tinggi, terlebih untuk melakukan perawatan secara berkala.
2)        Proses back up cukup memakan waktu
Sistem basis data mencakup banyak file, sehingga jika dilakukan back up akan menghabiskan waktu.
3)        Bila ada akses yang tidak benar, kerusakan dapat terjadi
Kesalahan dalam mengakses bisa menyebabkan berbagai masalah, terutama oleh sembarang pengguna.
4)        Sistem lebih rumit, sehingga memerlukan tenaga spesial
Sistem basis data sangat kompleks, tidak sembarang orang bisa menanganinya. Terutama dengan berbagai macam resiko, sehingga hanya orang ahli yang hanya bisa menanganinya.
5.         Peranan Database dan DBMS dalam Pemecahan Masalah
Database terkomputerisasi maupun DBMS bukanlah prasyarat mutlak untuk pemecahan masalah. Namun, memberikan dasar-dasar penggunaan komputer sebagai suatu sistem informasi para spesialis informasi dan pemakai.
Peranan database dan DBMS dalam bidang psikologi
DBMS merupakan software yang digunakan untuk membangun suatu sistem basis data yang “sempurna”. DBMS harus dapat mengatur basis data tersebut sehingga dapat tersimpan dengan baik tanpa menimbulkan kekacauan, dapat dipakai oleh banyak user sesuai dengan kepentingan masing-masing, melindungi dari gangguan pihak-pihak yang tidak berwenang.
Banyak program basis data yang sudah sering kita gunakan, misalnya : FoxPro, Clipper, Access, dan dBASE. Itu merupakan contoh dari DBMS yang digunakan pada PC dalam skala yang relatif kecil. Dalam skala yang lebih besar, dikenal beberapa DBMS yang sering digunakan, antara lain : Sybase, DB2, Informix, Oracle, dan lain-lain.
Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Database terdiri dari data yang akan digunakan atau diperuntukkan terhadap banyak user, dari masing-masing user akan menggunakan data tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Contohnya : seorang psikolog yang sudah memiliki banyak klien. Setiap klien memiliki permasalahan yang berbeda-beda dan yang pasti identitas yang berbeda pula. Sebagai profesi pasti memiliki kode etik dalam bekerja yang tidak dapat dilanggar, begitu pun psikolog memiliki kode etik dengan klien. Salah satu kode etiknya adalah menjaga kerahasiaan data klien. Data klien yang disimpan dalam database membantu psikolog dalam menjaga kerahasiaan data tersebut. Seperti yang telah dijelaskan mengenai kelebihan dalam pemakaian sistem DBMS adalah keamanan data terjamin, mengurangi kerangkapan data.
6.         Contoh Pemrosesan Data dalam Pemecahan Masalah
Buku yang ada di perpustakaan merupakan system yang menggunakan database. Peminjam diberi kartu perpustakaan untuk memudahkan pengelola perpustakaan memasukkan kode ID peminjam, buku apa yang dipinjam, tanggal meminjam dan tanggal mengembalikan. Buku diberi kode sesuai jenis dan diletakkan di rak urut berdasarkan nomor kode. Ini merupakan sistem database manajemen yang sederhana.
Suatu database harus disusun dengan baik sehingga kita dapat memperoleh informasi yang kita inginkan secara cepat, berapa pun banyaknya data tersebut. Suatu database yang sering kita gunakan misalnya mencari nomor handphone seseorang di kontak handphone ataupun kamus, kita bisa mencari nama atau kata yang kita inginkan dengan waktu yang tidak terlalu lama.

B.   SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
1.         Konsep Sistem Informasi Manajemen
Dibawah ini adalah pembahasan singkat tentang konsep-konsep pokok sistem informasi manajemen :
a.         Konsep informasi
Informasi menambahkan sesuatu pada penyajian yaitu sehubungan dengan waktu dan mutu.
b.        Konsep manusia sebagai pengolah informasi
Kemampuan manusia sebagai pengolah informasi menentukan keterbatasan dalam sistem informasi dan mengesankan dasar-dasar rancangan mereka.
c.         Konsep sistem
Karena sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem, maka konsep sistem perlu untuk memahami dan merancang ancangan pada pengembangan sistem informasi.
d.        Konsep organisasi dan manajemen
Sistem informasi berada di dalam sebuah organisasi dan dirancang untuk mendukung fungsi manajemen. Informasi adalah penentu yang penting dalam bentuk keorganisasian.
e.         Konsep pengambilan keputusan
Rancangan SIM bukan hanya harus mencerminkan ancangan rasional terhadap optimasi, tetapi juga teori keperilakuan pengambilan keputusan dalam organisasi.
f.         Konsep nilai informasi
Informasi mengubah keputusan, perubahan dalam nilai hasil akan menentukan nilai informasi.
2.         Peranan  Sistem Informasi Manajemen dalam Pemecahan Masalah
Selama proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu tindakan memilih alternatif tindakan. Keputusan adalah tindakan tertentu yang di pilih, biasanya pemecahan masalah akan membutuhkan beberapa keputusan.
a.         Peranan interpersonal
1)        Figur pimpinan : manajer melakukan tugas-tugas seremonial, seperti memberikan tur ke fasilitas bagi tamu yang berkunjung.
2)        Pimpinan : manajer memelihara unitnya dengan memperkerjakan dan melatih staf serta memberikan motivasi dan semangat.
3)        Hubungan : manajer melakukan kontak dengan orang-orang di luar unit manajer itu sendiri (sesama manajer dan pihak lain di dalam lingkungan unit) dengan tujuan menjalankan urusan-urusan bisnis.
b.        Peranan informasional
1)        Monitor : manajer terus mencari informasi yang berisi kinerja unitnya.
2)        Desimenator : manajer meneruskan informasi yang berharga ke pihak-pihak lain di dalam unitnya.
3)        Juru bicara : manajer meneruskan informasi yang berharga ke pihak-pihak diluar unit (atasan dan orang-orang di dalam lingkungan).
c.         Peranan keputusan
1)        Wirausaha : manajer melakukan perbaikan yang permanen terhadap unit, seperti mengubah struktur organisasi.
2)        Penanganan gangguan : manajer memberikan reaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang tidak  diantisipasi sebelumnya, seperti devaluasi mata uang di negara-negara asing dimana perusahaan memiliki operasi.
3)        Pengalokasi sumber daya : manajer mengendalikan kas unitnya, menentukan berbagai sub unit mana akan menerima sumber daya apa.
4)        Negosiator : manajer menyelesaikan perselisihan yang terjadi di dalam unit dan antara unit dengan lingkungannya.

C.   SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK)
1.         Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan merupakan salah satu unsur yang sangat esensial dalam organisasi dan manajemen. Pembuatan keputusan bukan hanya fungsi pimpinan, tapi juga suatu proses partisipasi seluruh anggota untuk meningkatkan fungsi-fungsi manajemen. Bagi pimpinan pembuatan keputusan itu merupakan salah satu fungsi yang tidak dapat dihindari untuk tidak melakukannya, sebab tanpa pembuatan keputusan fungsi kepemimpinan tidak dapat dilaksanakan dan fungsi manajemen tidak dapat berjalan untuk mewujudkan tujuan organisasi.
2.         Konsep Sistem Penunjang Keputusan
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah management decision system. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan.
3.         Peranan Sistem Penunjang Keputusan dalam Pemecahan Masalah
Pada dasarnya dua pengguna informasi dari DSS oleh manajer, yaitu untuk mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pendefinisian masalah adalah usaha definisi dari pendekatan system. Manajer menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha pemecahan menurut pendekatan sistim dan berkaitan dengan fase desain dan pemilihan.
Pada umumnya laporan berkala dan khusus digunakan terutama dalam usaha definisi dan simulasi dalam usaha pemecahan. Laporan berkala dapat dirancang untuk mengidentifikasi masalah atau masalah yang kemungkinan besar akan muncul. Manajer juga melakukan query terhadap database untuk menemukan masalah atau mempelajari lebih jauh lagi mengenai masalah yang telah diidentifikasi. Simulasi dapat juga membuka masalah yang tersembunyi, karena kelemahan cenderung akan kelihatan menonjol ketika operasi perusahaan diubah secara matematis. Laporan berkala dan khusus dapat juga membantu manajer untuk memecahkan masalah dengan cara mengidentifikasi keputusan alternatif, mengevaluasi dan memilih alternatif tersebut dan memberikan informasi lanjutan.

Referensi :                                                                                        
·           http://tri_s.staff.gunadarma.ac.idspk3.pdf